Filippo Inzaghi
Hahahaha…
Siapa yang tak kenal…
Striker minim skill with "Tons of luck".
Identik dengan "Diving" dan "Offside", seantero bumi juga tau itu.
"That lad must have been born offside""Dia pasti terlahir dalam posisi offside"
Begitu kata Sir Alex Ferguson
Tidak ada yang percaya bahwa dia adalah seorang pemain sepakbola terlebih lagi untuk seorang penyerang.
Memulai karir di klub kota kelahirannya Piacenza pada tahun 1991. 'Pippo' hanya memainkan 2 laga dimusim pertama karirnya dan dipinjamkan ke Leffe pada musim 92-93. Di Leffe 'Pippo' memainkan 21 laga dan mencetak 13 Gol, tidak buruk untuk seorang striker "pas-pasan".
Pada musim berikutnya 'Pippo' kembali dipinjamkan, kali ini ke Verona, bersama Verona ia mencetak 13 gol dari 36 pertandingan sebelum akhirnya kembali ke Piacenza pada musim berikutnya dan membawa klubnya promosi ke Serie A, sebelum akhirnya pindah ke Parma tahun 1995. Kurangnya menit bermain membuat ia akhirnya dipinjamkan ke Atalanta pada musim berikutnya.
Dan disinilah 'Pippo' memulai karir gemilangnya. Bersama Atalanta ia mencetak 24 gol dari 33 laga, membuatnya menjadi "Capocannoniere" pada musim 96-97. Pada musim yang sama dia juga dinobatkan sebagai "Migliore Calciatore Giovane" atau "Young Footballer of the Year" pada usia 24 tahun.
Sebuah musim yang luar biasa untuk "Si Raja Offside".
Setelah musim yang luar biasa bersama Atalanta, Parma menjualnya ke Juventus.
Bersama Juventus karir Inzaghi semakin bersinar, menjadi tandem Del Piero duet 'Del-Pippo' menjadi momok untuk setiap lawan. Dimusim pertamanya bersama Juventus, Inzaghi berhasil membantu Juventus merebut scudetto serie a musim 97-98.
Inzaghi pindah ke AC Milan setelah tersingkir oleh David Trezeguet.
Selama 11 tahun, Inzaghi telah memenangkan banyak trophy bersama "Rossoneri".
- 2 Scudetto Serie A
- 2 Trophy Liga Champions
- 2 Trophy UEFA Super Cup
- 1 Copa Italia
- 1 Trophy FIFA Club World Cup
Sebagai seorang pemain 'Pippo' telah memenangkan segalanya termasuk Trophy Piala Dunia bersama timnas Italia pada tahun 2006
Dia mencetak 313 gol sepanjang karir sepakbolanya, sebuah statistik yang luar biasa untuk seorang "Less gifted footballer".
Insting dan kecerdikannya lah yang menjadikannya salah satu penyerang terbaik yang pernah ada. "Fox in the box" selalu mencari celah dari setiap kesempatan dan pintar memanfaatkan kesalahan lawan sekecil apapun, golnya di final Liga Champions 2006–2007 Athena menjadi buktinya.
Selalu berada sejajar dengan pemain belakang lawan, tidak peduli meski sudah berapa "Offside" yang dia buat dalam satu pertandingan, dan entah kenapa dia selalu menjadi pemain yang berada di posisi yang tepat, pada waktu yang tepat.
Seperti yang dikatakan Johan Cruyff
"Look, actually he can’t play football at all. He’s just always in the right position.”"Begini, dia sama sekali tidak bisa bermain sepakbola, dia hanya berada di posisi yang tepat"
Dan Inzaghi pun mengakui itu.
“Aku rasa dasar permainanku yang paling penting adalah timing yang baik, itu sangat penting untuk seorang pemain sepertiku, yang menghabiskan banyak waktu di tepi garis offside, selalu siap melesat ke gawang lawan. Setelahnya, insting sangat membantu untuk menempatkan bola di dalam gawang.”
Benar. Butuh insting, pengamatan, dan kerja keras yang luar biasa dari seorang penyerang seperti Inzaghi untuk bisa membaca pergerakan pemain belakang lawan dan bebas dari jebakan "Offside", walaupun kita lebih sering menganggapnya sebagai sebuah keberuntungan. Rasanya mustahil Inzaghi tidak terjebak "Offside" dalam setiap pertandingan yang dimainkannya.
Buat saya "Pippo" salah satu dari yang terbaik yang pernah ada.
"One of Football's last true striker".
"The Real Goal Poachers"
Dan ketika membayangkan seorang penyerang, maka nama-nama seperti Inzaghi, Raul, dan Ronaldo 'Brazil' lah yang keluar dalam benak saya.
"It's not Inzaghi who is in love with goals, it's the goals that are in love with him"~Emiliano Mondonico
Jangan lupa share artikel ini agar bisa bermanfaat untuk orang lain. Berbagilah sesuatu yang bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar