Taktik Licik dan Aneh Itu Bernama False 9

Sebelumnya untuk mencegah kesalahpahaman:
False 9 bukanlah posisi pemain.
False 9 adalah peran seorang pemain depan.
Jadi,
  • False 9 bisa digunakan dalam strategi menyerang maupun bertahan.
  • False 9 dapat dimainkan oleh semua pemain depan. Walaupun tidak setiap orang terbiasa/ahli menjalaninya.
kalau mengambil deskripsi false 9 dari video game Football Manger,
Striker tunggal non-konvensional atau penyerang tengah yang mundur jauh ke lini tengah. Menciptakan masalah bagi para pemain lawan yang bingung apakah harus mengikutinya dan menyisakan ruang yang dapat dieksploitasi oleh pemain lainnya atau harus membiarkan saja striker tersebut menggiring dan mengolah bola.

Istilah False 9 sendiri mulai menarik perhatian saya ketika Euro 2012 dari Timnas Spanyol, namun saya ingin menceritakan kisah dari salah satu tim Italia, AS Roma.
Katanya, merekalah yang menemukan False 9 (secara tidak sengaja).
Pernah suatu waktu, Roma yang menggunakan formasi 4-2-3-1 mengalami krisis lini depan karena cedera para strikernya. Solusi saat itu adalah memainkan Francesco Totti sebagai ujung tombak.
Namun di lapangan, alih-alih menunggu servis bola di depan, Totti tetap bermain seperti biasa sebagai Trequartista, yang berarti dia bermain di celah antara lini tengah dan lini belakang lawan sehingga seolah-olah Roma bermain tanpa striker.
4-6-0.
Lawan yang tak terbiasa melihat gaya main seperti ini kewalahan. Bek tengah tiba-tiba tidak memiliki satu orang pun untuk dikawal (Totti tidak ada di garis pertahanan lawan), Pemain tengah lawan harus berhadapan dengan 4 orang di bagian tengah + 2 pemain sayap. Sulit sekali memenangkan ball possesion.
Bahkan ketika para pemain depan yang cedera pulih, Totti tetap berada pada posisi itu. Mirko Vucinic, seorang striker, diubah menjadi sayap kiri untuk menambah peluang gol dari sisi samping. Musim 2006/2007 berakhir, Totti mencatatkan 26 gol di Serie A.
Dalam peran striker umumnya, mereka tidak terlibat dalam pembangunan serangan, mereka hanya menunggu bola datang pada mereka. Dengan false 9, semua pemain berkontribusi dalam bertahan dan membangun serangan sehingga ada potensi untuk unggul dalam jumlah pemain. Apalagi jika striker lawan juga merupakan tipe poacher seperti Filippo Inzaghi atau Nistelroy.
Tentu Roma tidak sempurna, mereka kalah 1-7 dari Manchester United di Liga Champions. Namun setelah itu justru MU (dan Barcelona) menunjukkan pada dunia besarnya potensi formasi tanpa striker.
Semua gambar diambil dari zonalmarking.net

Jangan lupa share artikel ini agar bisa bermanfaat untuk orang lain. Berbagilah sesuatu yang bermanfaat :)

Komentar